Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

22

Gambar
Alhamdulillah.. Selalu bersyukur atas segala hal yg terjadi tahun ini. Banyak target yang gak tercapai, but it's no matter.  Kamu bisa ada di titik ini aja udah sebuah pencapaian Ul. Setelah melalui masa-masa suram yg penuh dg pembelajara sejak akhir tahun lalu.  Maaf dan terima kasih 2022

LWT

Beberapa Catatan penting dari buku The Leader Who Had No Title. Ada beberapa aturan atau filosofi di buku ini  1. Filosofi pertama.   IMAGE : Innovation - Inovasi Mastery - Menguasai Authenticity - Autentisitas  Guts - Naluri Ethics - Etika 2. Filosofi kedua. SPARK Speak with candor - Bicara terus terang Prioritize - Tentukan Prioritas Adversity Breeds Opportunity - Kesulitan melahirkan kesempatan Respond vs react - Respons versus reaksi Kudos to Everyone - Penghargaan untuk setiap orang

find out

"Aku melihat ada ego yang terluka, rasa percaya diri yang tergores, dan self-worth yang dipertanyakan..."  Sepenggal kalimat dari Novel yang kelar dibaca dalam 3 hari. Huh  Ini tentang memanusiakan manusia. Semuanya berawal dari sini. Berproses disini, dan pada akhirnya mungkin akan berakhir disini juga. Who knows...

Peace

Tentang berdamai dengan diri sendiri.  Menghilangkan perasaan yang membuat suasana hati jelek terus.  Tentang minta maaf dan memaafkan diri sendiri.

Off/On-Line

Dulu sebelum pandemi, berusaha selalu hadir kajian secara langsung. Ketika saldo masih banyak, pulang pergi naik Go*ek. Ketika saldo menipis, busway dan krl jadi penolong. Saat pandemi, semuanya dimudahkan, bisa mengikuti kajian tanpa harus keluar. Awal-awal semangat, tapi lambat laun, distraksi semakin banyak.  Kini, kajian offline mulai hadir kembali. Namun, masih belum bisa menyempatkan hadir seperti sebelum pandemi. Ketika mulai meniatkan hadir, ternyata salah jadwal 🥲. Saat hadir di Masjid, kok sepi. Ternyata jadwalnya masih pekan depan.  Yuk pelan-pelan Ul, kembali fokus lagi.   Jalani kekecewaan yang ada, hidup terus berlanjut. 

FT

Kutipan dari Buku Filosofi Teras halaman 275. Jangan hanya berkata kamu sudah membaca banyak buku. Tunjukkan bahwa melalui buku-buku tersebut kamu telah belajar untuk berpikir lebih baik, menjadi seseorang yg bijak memilih, memilah dan merenung. Buku-buku bagaikan latihan beban bagi pikiran. Buku sangat membantu, tetapi sangat keliru jika kita mengira kita sudah menjadi lebih baik hanya dengan menghafal buku itu . ~Epictetus

Cycle

Gambar
Melewati titik awal tapi tak bisa kembali seperti sedia kala. Jadinya yah lewati aja. 

pace

Gambar
Lambat tak apa, asal sehat. Cepat pun juga tak mengapa, asal sehat.  Yah, kesehatan adalah yang utama, tujuan utama. Biarlah orang lain berpikiran apa, toh yang menjalani kan diri sendiri. Yang merasakan juga diri sendiri. Bukan karena egois, tapi lebih ke menjaga diri. Karena sudah ngerasain akibatnya.  Ada kalimat yang akhir-akhir ini sering keliweran: Kalau capek ya istirahat. Hidup gak harus selalu lari. Bisa jalan santai atau berhenti sejenak.  Terima kasih, karena sudah melihatkan sisi lain.  Alon-alon asal klakon.. alon-alon seng penting urip. Ben iso ngelakoni maneh falsafah Urip iku urup.  #Semangat 

Mencoba

Gambar
mencoba sekali dan tak berhasil itu wajar. Mencoba sekali dan masih belum sempurna juga wajar. Mencoba sekali dan tak terlihat impactnya juga wajar. Yang pasti harus selalu mencoba, karena itu bagian dari usaha.

cerita dan pelajaran

Gambar
Every story has its own value as a lesson Semangat ✊️

biasa

Menganggap hal-hal yg nggak biasa menjadi biasa. Dan menganggap biasa hal-hal yang nggak biasa. Dan sama aja. Ya udahlah.  #Mikir #Real 

#

Gambar
Tiba-tiba nemu kalimat bagus.

Hati Hati

Hati-hati dengan hati Hati-hati dengan impian Hati-hati dengan pikiran Hati-hati dengan perilaku Hati-hati dengan ucapan Hati-hati dengan tulisan Hati-hati dengan mindset Hati-hati bukan berarti menghalangi, bukan pula untuk menghentikan. Hanya menjaga untuk menghindari adanya yang terluka. Terluka hatinya Terluka impiannua Terluka pikirannya Terluka perilakunya Terluka ucapannya Telruka tulisannya Terluka mindsetnya Terluka batinnya Terluka fisiknya Kalau sudah terluka, mau apa? Diobati tapi selalu terasa sakitnya Ditutupi tapi ada bekasnya Dibiarkan? Diserahkan ke yang lain untuk bertanggung jawab?  Sungguh kasihan. Ketenangan hidupnya terusik.  Ahh sudahlah..

Kurban apa?

Gambar
Selamat merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H. Mari membunuh sifat2 jahat pada diri sendiri.  Note : Ini mengambil gambar yg dipost oleh temen kuliah. Sepertinya sumbernya dari Penulis Ika Natasha tahun lalu. Cmiiw.

satu langkah

Menjauhlah, hanya selangkah, dari sifat keras kepala dan kemarahan kita. Satu langkah itu lebih berarti daripada sepuluh langkah yang diambil saat segalanya baik-baik saja. Langkah itu akan mengurangi rasa sakit kita. Rasa sakit yang ditimbulkan satu orang bis disembuhkan oleh orang lain. TAPI, sebelum kita pergi mencari seseorang yg baru, pastikan memberikan waktu untuk diri sendiri kembali utuh. Jika tidak, kita hanya akan memanfaatkan orang yang baru kita temui.  

Acceptance is not Approval

Kalimat yang akan dijadikan pegangan.  Masih ada hal penting lainnya yang harus dapat prioritas. #JalaniAja

Perubahan Sikap

Perubahan sikap seseorang itu karena 2 hal.  Pikirannya terbuka atau hatinya terluka.  Tiap rasa itu muncul, selalu berusaha untuk perbanyak istighfar dan solawat.  Jangan sampai urusan kecewa sama manusia berdampak merusak iman. 

Berdamai dengan diri sendiri

Bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri?  Sepertinya perlu memaafkan diri sendiri.  Mengubah rasa sakit menjadi maaf. Meluaskan hati dengan semua pelajaran hidupnya.  Memaafkan diri karena terlalu menyakitinya.  Bisa kah?

Berjalan dengan rasa...

Sudah seharusnya berdampingan dengan kekecewaan dan kekesalan yang ada. Mau bagaimanapun, berbagai cara apapun, kayak gimanapun juga, tetap nggak merubah fakta. Fakta kalau diperlakukan tidak baik oleh orang.  Seandainya balas dendam adalah solusi, mungkin itu akan saya pilih. Tapi saya bukan tipikal orang yg demikian. Cukup saya yang jadi korbannya. Dan balas dendam pun juga tak mengobati rasa sakit yg muncul, tak mengobati juga rasa kecewa dan sakit hati yang ada. Lantas, balas dendam itu tak menyelesaikan masalah.  Layaknya pandemi ini, kita semua harus berdampingan dengannya. Begitupula saya, harus berdampingan juga dengan kekecewaan dan kekeselan itu. Ketika kambuh, ya udah akui, tarik napas, jalani lagi. Gitu aja terus kali yah.. toh gak ada yang berubah juga.  Apakah waktu akan menyembuhkan luka? Yang pasti saat ini sedang dijalani dengan suatu harapan. Harapan kalau Tuhan bisa menghilangkan rasa kecewa dan kesal ini. 

tentang Motto Hidup

Hampir lupa kalau punya motto yang bener2 bisa dijadiin pegangan.  Masa lalu biarlah jadi masa lalu, jadikan itu sebagai sebuah pelajaran. Jalani hidupmu saat ini dengan sungguh-sungguh, karena hidupmu saat ini sangat menentukan hidupmu di masa yang akan datang.  Tapi ternyata lumayan susah buat ngelakuinnya 😅.  Gak apa Ul, jalani aja. Layaknya apa yang sudah kamu pegang jadi motto hidup. Semua akan baik pada waktunya. Pelan-pelan aja, sambil sembuhin luka dan kecewa nya pelan pelan. Jangan dilawan, jalani bareng aja. Yang penting semuanya harus bisa baik-baik saja.